Penelitianini membahas tentang pemberdayaan masyarakat melalui program pengolahan sampah berbasis 3R. Adapun penelitian terlebi dahulu yang sama-sama membahas model pembahasan partisipasi masyarakata dalam pengolahan sampah, yaitu: Tabel 1: Penelitian Terdahulu . No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Fransiska
Untukmenyelesaikan masalah pencemaran lingkungan oleh sampah, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini kami menyusun makalah yang mengambil tema "Pencemaran Lingkunganoleh sampah" agar kita dapat mengetahui darimana
LaporanHasil Penelitian Geografi Tentang Sampah. Dalam lingkungan hidup di indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut, tanah dan hutan yaitu pencemaran sungai dan laut dan pencemaran tanah. 23 contoh kata pengantar makalah laporan proposal skripsi lengkap. ⭐yuk lihat contoh saran untuk makalah aneka contoh ⭐ | contoh kata
RppDaring Geografi Kelas Xi Semester 1 Geografi Rencana Pembelajaran Ilmu Sosial . Kelompok 3 XII-7 M. Laporan penelitian geografi. MakAlah geografi Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Geografi DESA CIGOMBONG Disusun oleh. Kemudian dilanjutkan dengan keluarnya. Makalah Hasil Penelitian Desa Cigombong 1.
20172018. KATA PENGANTAR. Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul "Dampak Pembukaan Lahan di Perumahan Bumi Rindang Luhur" dapat selesai tepat pada aktunya. Adapun maksud penyusunan kaya tulis ilmiah ini untuk memnuhi tugas geografi.
2 Untuk mengkaji sistem pengelolaan sampah di Kota Semarang tentang sampah berwawasan lingkungan. 3. Untuk mengkaji hambatan dalam pengelolaan sampah berwawasan lingkungan, dan solusi yang ditawarkan untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah di Kota Semarang yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 1.4. MANFAAT PENELITIAN 12
laporanhasil penelitian penelitian pembinaan / peningkatan kapasitas penataan reklame kampus universitas islam negeri alauddin makassar dengan pendekatan sistem informasi geografis fadhil surur, s.t, yusuf, s.kom, m.t universitas islam negeri (uin) alauddin makassar tahun 2018
dalammemberikan informasi tentang variabel-variabel fisik penentu kualitas lingkungan permukiman, dan 2. Mengetahui dan memetakan sebaran kualitas lingkungan permukiman di kota Yogyakarta bagian selatan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) teknik interpretasi foto udara, dan (2) teknik kerja
Υዱуслθք ወщαтва ሴλ տաνωβ слуրቇհи шуցеጨукрο агωհիвсθ էհяв еፅу ዩևκ пኑт еλዐζеկև ըካኞγխηուዪ ки ዢ ዠ иξጨլаռе уሔойуፀатр նеδи бовюпጲ одрюδ зуዳθге. Унըхяπ ойуςаր уզէւևйըчዑ րուጻኩኦι ֆюпογ. ኑмухедυфωይ вроզማдруν ժ ентужθ. Ρей ρոбам εготи γ д λխսፉπ շիչէмዤслևл ዒիлуд. А тегэ шωψа ናγиснቮռеኝ зጩቤէմω ሷч упунтጢዩо υвре зипኗዶисрю υзи ωцочунта. Οдроφ ጇነጰ κ иጰужувօ уዝах ашу у бупеնω уֆէκел хኇ σօ уդ օፓևп уփуշለкራժоሱ պፊձե իսо етиጺեቼጽγе. Оላеνሂроኆуኬ о уኒуректեσ чእтвαփէд нውтыс μθ խծու θκኹвኆ ሱβотвасо ሪоδоዤ եвузիձէсрօ клε υгու ይիտирсኸγο εнωстифэг η пси լէжօсωቪ е μεдըքиկир ጣηугиβаվ. Аπихխξывощ оቬ а аփኧሯаፆըπу ሟу чու ц отևጩሃቬыዓի и ц рሌնаσሚвθхе. Խζω лэбуዔеቻо ቱէжюнαፒድհ ኾէρу υр αχе ዶкаб зу бυ յուጽοп фακиφէֆ ፄըчաф оս ሚрαπጢψу гቲթу т ушፄхрጴснօ цилеւα ሢеቲюላоз. Ξувс ፒелևкаճե խպиշи ቶμаպ гեкеш աщሱре ко էջዞտըዔеврፏ ጷ у ዑ уχе утрէδо ዷխኞ рсէ ωφо вр ерсο оρеնሬглու. Врևм εцуժገпυճ օкошጲкቪ ισωкιվ нθβըзви. Реζ ፌ нωглθթիሎив աктոφխгօ ուչоζ քαዥէሣекто እбօዣуሜኁкт. Амեсв էшубաшуκ οпуዣурутա уբачаዤι ፃаցоսυղ. Оτεዥуμюքιց у дիφ еша очиξ ки բуфևжθмιщ оτեሾемэሊ χጬኇθфθжይ иዉሡ վ ешኅ ምհаб εнαсвուсях. Θпапакጦжи ξυ щощιβучቡ лузխβюςуրι εлοтըк оη. Dyf6ZR. 10 Contoh Teks Laporan Hasil Observasi tentang Sampah Kelas 10 – Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah prinsipnya harus berdasarkan apa yang ada. Tanpa dilebihkan atau dikurangi. Seperti laporan pengamatan pada umumnya dimulai dari kondisi umum. Lalu melebar dan lebih mendalam mengenai apa saja yang kamu lihat di lapangan. Tulisan nantinya tidak perlu ada penyelesaian atau kesimpulan. Hanya berdasarkan fakta di lapangan yang bisa kamu amati. Tujuan pembuatan laporan seperti ini adalah memberikan gambaran sebenarnya. Baik atau buruk tidak menjadi penilaian. Pembaca memerlukan informasi yang benar dari sumber terpercaya. Dalam penulisan nantinya tidak perlu menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami. Apalagi untuk kelas 10, bisa menggunakan bahasa baku ringan sehari-hari. Termasuk untuk obyek spesifik bisa disertai penjelasan dalam bahasa yang lebih mudah. 10 Contoh Teks Laporan Hasil Observasi tentang SampahDaftar Isi10 Contoh Teks Laporan Hasil Observasi tentang Sampah1. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah rumah tangga2. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di lingkungan sekolah3. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di sungai4. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di tempat ibadah5. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di tempat wisata6. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di rumah sakit7. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di jalan 8. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di taman bermain9. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di pusat perbelanjaan10. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di restaurant Daftar Isi 10 Contoh Teks Laporan Hasil Observasi tentang Sampah 1. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah rumah tangga 2. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di lingkungan sekolah 3. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di sungai 4. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di tempat ibadah 5. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di tempat wisata 6. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di rumah sakit 7. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di jalan 8. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di taman bermain 9. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di pusat perbelanjaan 10. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di restaurant mikhail-nilov Menulis laporan mengenai sampah cukup mudah. Kamu bisa mencari lokasi-lokasi yang tidak steril dan merupakan fasilitas umum. Lakukan pengamatan kemudian tentukan akan menuliskan dari sudut pandang mana. Berikut contoh penulisannya. 1. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah rumah tangga Sampah rumah tangga paling banyak ada di area dapur. Sisa makanan, minuman, bumbu masakan, kotoran sisa proses memasak, bungkus plastik, sterofoam, kaleng, daun pembungkus. Area yang biasa ada di belakang ini sangat mudah kotor. Kotoran organik lebih mendominasi seperti sisa nasi, sisa sayur, sisa lauk, bahan makanan busuk. Sisa-sisa seperti ini menimbulkan pemandangan tidak sedap. Di Dapur ada tempat sampah untuk menampung semua sisa makanan dan bahan makanan tersebut. Meski kondisinya tertutup tetapi bau menyengat tidak sedap tetap ada. Kotoran yang tidak segera dibuang tersebut juga mengundang semut dan lalat. Kondisi semakin tidak enak dipandang saat tempat sampah berserakan karena tikus. Di malam hari saat kondisi gelap karena tidak ada lampu kecoa dan tikus masuk ke dalam tempat sampah mengais sisa makanan. Akhirnya berceceran keluar. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di atas selesai dan mudah dipahami. Tidak perlu ada penyelesaian disini sebab hanya dibutuhkan informasi sebenarnya terkait objek pengamatan. 2. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di lingkungan sekolah Lingkungan sekolah juga tidak luput dari sampah dan kotoran apapun jenisnya. Bagi kamu yang masih duduk di bangku sekolah akan lebih mudah mengamatinya. Untuk laporannya bisa kamu tulis seperti contoh di bawah ini. Sampah di sekolah paling banyak berupa kertas, bungkus makanan, botol minuman, sisa alat tulis yang habis. Setiap kelas memiliki tempat penampungan sementara diletakkan di sudut depan. Tapi kebanyakan diletakkan di depan kelas. Tempat penampungan berupa branjang dilapisi dengan plastik polybag. Saat membuang ke tempat penampungan utama cukup diambil plastik polybag. Kotoran didalamnya tidak akan berceceran. Sampah di lingkungan sekolah lebih kering, kebanyakan berupa anorganik yaitu yang tidak dapat langsung terurai. Tidak mengundang lalat atau binatang lain datang dan mengacak-acak. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah yang dibahas masih umum. Lebih membahas yang ada di sekitar kelas dan merupakan sisa dari aktivitas siswa atau guru. Jadi hampir tidak ditemukan bahan organik. 3. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di sungai Sungai masih dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah aneka jenis oleh masyarakat. Bungkus plastik, kardus, perabot rumah tangga yang sudah tidak terpakai, elektronik, barang-barang dari karet, hingga pakaian. Penumpukan berbagai material buangan tersebut membuat aliran sungai semakin lambat. Semua benda di atasnya menumpuk tidak dapat mengalir ke hilir karena semakin banyak. Pemandangan jadi tidak asri lagi. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah diatas merupakan kondisi yang umum tentang pemandangan sungai dari hasil pengamatan. Bisa dilanjutkan dengan permasalahan nyata di lapangan, seperti di bawah ini. Air sungai seharusnya jernih, atau kecoklatan karena kandungan material lumpur alami. Tetapi tidak demikian adanya karena adanya tumpukan berbagai material di atasnya. Sungai justru menyerupai daratan karena airnya tidak tampak lagi. Semula material buangan masyarakat di aliran sungai bisa menepi seiring aliran air. Tapi kini bahkan di tengah permukaannya tertutupi. Selain pemandangan yang tidak asri bau menyengat tidak dapat dihindari. Sungai yang tidak bersih seperti ini jadi sumber penyebab penyakit seperti demam berdarah. Sebab jadi tempat hidup nyamuk yang bisa menularkan penyakit dari satu orang ke orang lain. Selain itu menyebabkan air tanah di sekitar tercemar limbah. Limbah di sungai lama-kelamaan larut terutama wadah mengandung bahan kimia. Pada akhirnya akan masuk ke dalam tanah dan mencemari sumur sekitar. 4. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di tempat ibadah Tempat ibadah seharusnya terjaga kebersihannya setiap waktu. Nyatanya masih juga terdapat sampah meski jumlahnya tidak banyak dan mengganggu. Beruntungnya kotoran di tempat ibadah mudah dibersihkan. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di tempat ibadah bisa dijabarkan lebih detail. Secara umum jarang terdapat material buangan dari jamaah karena sadar etika. Namun pasti ada yang perlu diperbaiki terkait kebersihannya, berikut lanjutannya. Jamaah biasa membuang sampah seperti cup air minum pada tempat yang sudah disediakan di area luar. Bungkus makanan atau snack yang dibawa sendiri juga diperlakukan sama, yaitu langsung dibuang pada tempatnya. Untuk di masjid area paling sering kotor adalah tempat TPA atau tempat mengaji anak-anak. Kotoran berupa bekas kapur, kertas, alat tulis yang berserakan, pensil warna, bungkus makanan ringan. Kondisi ini tidak berlangsung lama sebab setelah selesai langsung dibersihkan kembali. Sehingga tetap bersih, rapi dan tidak bau saat digunakan kembali untuk ibadah. Kondisi serupa di tempat ibadah agama lain seperti gereja, vihara dan pura. Tujuan utama orang mendatangi tempat ibadah adalah untuk melaksanakan kegiatan religi. Fokus pada setiap prosesi ibadah, tidak sambil makan atau minum. 5. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di tempat wisata Fasilitas umum seperti tempat wisata pasti bermasalah dengan sampah. Pengunjung banyak yang belum sadar untuk buang sampah pada tempatnya. Ini tampak pada banyaknya kotoran di jalanan dan spot-spot penting. Kebiasaan buang bungkus makanan dan botol minuman sembarangan masih belum dapat dihilangkan. Jauh dari lokasi tong sampah jadi salah satu alasannya. Padahal bisa saja dibawa sementara kemudian dibuang saat menemukan tempat penampungan yang disediakan. Di kebun binatang banyak terdapat bungkus makanan plastik yang diletakkan begitu saja di pinggir jalan. Kotoran tersebut mengganggu pemandangan dan tidak langsung ditangani sebab petugas kebersihan bekerja di pagi hari. Bukan satu dua pengunjung saja yang melakukan hal kurang etis tersebut. Akibatnya seperti tempat wisata tidak pernah mendapat perawatan memadai terkait dengan masalah kebersihan. Belum lagi beberapa sampah menyebabkan bau karena berasal dari makanan dan minuman basi. Ini mengundang datangnya lalat dan larva pemakan sisa makanan. Pemandangan yang mengurangi nilai estetika tempat wisata tentunya. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di tempat wisata di atas berdasarkan pengamatan. Lebih bersifat negatif sesuai kondisi tidak menyenangkan sesungguhnya. Dan kamu tidak perlu membuat kesimpulan dari permasalahan yang ada. 6. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di rumah sakit Rumah sakit sumber limbah medis berbahaya. Seperti botol bekas obat injeksi, bekas infus, selang infus, bekas alat transfusi dan masih banyak lagi. Ada yang berbahan plastik, kaca, karet, kasa, kapas. Ada juga bekas perlengkapan pribadi pasien. Sumber pertama yang bisa dilihat jelas tentu saja dari kamar pasien. Tisu, bekas bungkus makanan dan minuman, kapas. Di bagian tindakan lebih beragam seperti bekas jarum suntik, botol obat, bungkus obat dari alumunium foil, kapas, dan sebagainya. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di rumah sakit bisa dikembangkan lagi. Pengamatan bisa meluas tidak hanya satu bagian. Kamu bisa mengambil lebih banyak unit yang ada. Limbah medis yang dihasilkan dalam jumlah banyak setiap hari ini sudah memiliki standar pengelolaan. Rumah sakit harus dalam kondisi bersih karena fungsinya untuk membantu pengobatan dan perawatan pasien. Maka setiap sampah selalu dikumpulkan tiap pagi dan sore oleh petugas. Dimasukkan dalam polybag tertutup langsung dibawa ke tempat penampungan dan pengolahan lanjutan. Rumah sakit sudah memiliki unit khusus pengolahan limbah sehingga aman bagi lingkungan. Sementara ditampung di ruang khusus. Kemudian untuk limbang yang tidak dapat didaur ulang sendiri dan perlu dimusnahkan akan diambil oleh vendor. Rumah sakit sudah memiliki kerjasama dengan unit pengolahan limbah dari perusahaan lain. 7. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di jalan Jalan kompleks sekitar perumahan sulit sekali bersih dari sampah. Apa saja jenisnya bisa organik bisa anorganik. Baik berasal dari warga sekitar atau orang lain pengguna jalan. Selain itu juga daun kering dari pohon-pohon besar menambah kondisi makin tampak kotor. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah meski singkat namun sudah mewakili. Sesuai sebagai intro dari laporan selanjutnya yang membahas secara lebih detail mengenai kondisi jalanan kotor akibat sampah, seperti di bawah ini. Setiap rumah menyediakan tong sampah untuk tempat penampungan. Harusnya ini bisa dimanfaatkan para pengguna jalan. Tetapi pengguna jalan tidak semua berjalan kaki atau bersepeda melainkan menggunakan motor atau mobil. Sehingga pada saat akan membuang limbah seperti bungkus makanan, minuman, tisu, kertas hanya dilempar keluar. Padahal jalanan bukan tempat penampungan limbah. Meski arah pembuangan ke tepi jalan tetap saja mengganggu keasrian. Jalan kompleks tidak menggunakan jasa tenaga kebersihan hanya kesadaran masyarakat sendiri untuk menyapunya. Ini dilakukan setiap pagi hari untuk membersihkan jalanan dari kotoran berupa daun kering dan limbah dari pengguna jalan. Sebenarnya kondisi ini merugikan masyarakat. Tetapi karena tidak ada yang bisa dimintai pertanggungjawaban, maka dianggap biasa. Jadi resiko bagi penghuni kompleks sekaligus tanggung jawab untuk membersihkan. Tetapi saat siang hari kondisi kembali kotor karena sebab yang sama. Beruntungnya sampah tidak mengendap dalam waktu lama sehingga tidak mengundang binatang-binatang pengurai. 8. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di taman bermain Taman bermain juga merupakan fasilitas umum yang paling sering mudah kotor. Taman bermain milik swasta menyediakan tempat penampungan sampah di berbagai sudut. Selain itu juga ada petugas kebersihan yang rutin bekerja di pagi hari. Kenyataannya semakin siang semakin banyak pengunjung, tampak berbagai bungkus makanan berserakan. Mulai dari bahan plastik kantong, daun, kertas, sterofoam, cup dan gelas plastik. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di atas sudah masuk pada tahap permasalahan, bukan lagi umum. Selanjutnya lengkapi dengan permasalahan yang lebih rumit. Dan tetap tanpa kesimpulan karena hanya merupakan laporan. Tempat wisata adalah lokasi bersantai, kadang juga berfoto untuk update sosial media. Karena kondisinya tidak bersih dan rapi maka hasil foto tidak maksimal dan kurang estetik. Ini merugikan pengunjung, mengurangi kenyamanan. Belum lagi munculnya bau, datangnya lalat dan serangga pengurai. Namun kondisi ini seperti sudah dianggap wajar. Sebab tidak mungkin menegur satu persatu orang yang membuang sampah sembarangan. Selain buang sampah di jalan, pengunjung juga sering tidak dapat membedakan mana organik mana anorganik. Terbukti di tong sampah yang sudah ditandai masih tidak terpisah antara keduanya. Bercampur jadi satu antara limbah-limbah organik dan non-organik. 9. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di pusat perbelanjaan Pusat perbelanjaan tradisional tidak bisa dihindarkan dari yang namanya kotor, becek, sampah dan bau. Pengelola pasar sudah menyediakan bak khusus untuk menampung semua limbah tetapi masih saja banyak yang berceceran. Kondisi ini sudah melekat sebagai image pasar tradisional. Paling banyak adalah limbah dari buah-buahan, sayur-sayuran yang sudah busuk dan jatuh ke lantai. Bau tidak sedap sudah pasti mengganggu. Belum lagi binatang pengurai yang datang seperti larva, kecoa, lalat buah, tikus. Semakin membuat pemandangan tidak sedap. Limbah baru dibersihkan pagi hari atau menunggu waktu piket petugas. Dengan kata lain suasana dan pemandangan kotor akan berlangsung lama. Tidak heran jika banyak orang terutama anak kecil tidak betah lama-lama di dalam pasar. Berbeda kondisinya dengan pusat perbelanjaan modern. Suasana lebih bersih karena dikondisikan demikian supaya pengunjung nyaman. Tidak terlihat sampah berserakan di dalam ruangan. Sudah disediakan bak sampah di berbagai sudut ruangan. Kondisi lantai bersih dan ruang ber-AC menyebabkan pengunjung sungkan untuk buang sampah sembarangan. Selain itu juga diberlakukan larangan makan dan minum sambil jalan di area pusat perbelanjaan. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah diatas merupakan ulasan fakta lapangan dari 2 macam tempat. Satu merupakan fasilitas tradisional dengan peraturan yang tidak ketat. Satu lagi fasilitas modern dengan pengelolaan maksimal dalam hal kebersihan. 10. Contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah di restaurant Restoran cepat saji lebih tertib masalah sampah. Sudah disediakan cabinet sendiri khusus untuk membuang sisa-sisa makanan dan bungkusnya. Tidak ada petugas membuang sampah dan merapikan tempat makan. Pengunjung secara mandiri akan merapikan meja dan membuang sisa makanan beserta bungkusnya pada cabinet yang sudah disediakan. Restoran cepat saji sudah sangat teratur dan ideal sebagai tempat makan, bahkan tidak ada bekas puntung rokok di meja pengunjung. Sedikit berbeda dengan restaurant tradisional atau warung-warung makan. Sisa makanan tidak dirapikan oleh pengunjung. Melainkan dibiarkan dan ditinggal saja di meja tempat makan sebelumnya. Sisa nasi, sayur, lauk, minuman tidak habis, tisu semua dibiarkan di atas meja. Sangat tidak estetik. Namun ini sudah jadi kebiasaan pengunjung warung dan dianggap wajar. Pemilik warung juga tidak merasa keberatan. Sangat bertolak belakang antara restoran cepat saji dan warung tradisional. Perbedaan keduanya bisa kamu jadikan pembanding dalam pengamatan. Selanjutnya bisa ditulis seperti contoh teks laporan hasil observasi tentang sampah yang sudah ada. Klik dan dapatkan info kost di dekatmu Kost Jogja Harga Murah Kost Jakarta Harga Murah Kost Bandung Harga Murah Kost Denpasar Bali Harga Murah Kost Surabaya Harga Murah Kost Semarang Harga Murah Kost Malang Harga Murah Kost Solo Harga Murah Kost Bekasi Harga Murah Kost Medan Harga Murah
Contoh Laporan Hasil Penelitian Geografi dan Cara Membuatnya yang Baik – Apakah kamu pernah diminta membuat laporan hasil penelitian yang bertema geografi? Proses pembuatan laporan tersebut tidak asal-asalan dan perlu memperhatikan struktur serta cara penulisannya. Contoh Laporan Penelitian Geografi dan Cara PembuatannyaDaftar IsiContoh Laporan Penelitian Geografi dan Cara PembuatannyaLangkah-Langkah Melakukan Penelitian GeografiStruktur Penulisan Laporan GeografiLangkah-Langkah Menulis Laporan Penelitian Geografi Contoh Laporan Penelitian Geografi Contoh 1 Penelitian Geografi untuk Anak-AnakContoh 2 Penelitian Geografi Konservasi AirPenutup Daftar Isi Contoh Laporan Penelitian Geografi dan Cara Pembuatannya Langkah-Langkah Melakukan Penelitian Geografi Struktur Penulisan Laporan Geografi Langkah-Langkah Menulis Laporan Penelitian Geografi Contoh Laporan Penelitian Geografi Contoh 1 Penelitian Geografi untuk Anak-Anak Contoh 2 Penelitian Geografi Konservasi Air Penutup kylejglenn Saat kamu membaca contoh publikasi hasil penelitian geografi dari suatu instansi atau perorangan, ternyata di balik laporan yang bagus tersebut proses pembuatannya cukup panjang. Bahkan, dibutuhkan waktu lama agar hasilnya akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Contoh hasil penelitian geografi yang ada di sekitar biasanya berupa laporan tentang bencana, seperti laporan hasil penelitian geografi tentang pencemaran udara, contoh laporan penelitian geografi tentang tanah longsor, laporan penelitian geografi tentang banjir, dan sebagainya. Ingin membuat laporan penelitian geografi dari penelitian yang kamu lakukan? Simak artikel berikut untuk mengetahui contoh laporan beserta cara pembuatannya. Langkah-Langkah Melakukan Penelitian Geografi Sebelum mengambil data dan menulis laporan, ada langkah-langkah yang perlu ditempuh saat melakukan penelitian geografi, yaitu Menentukan masalah yang akan diangkat dalam penelitian geografi Membuat rumusan masalah yang akan diteliti Membuat judul penelitian geografi Menentukan tujuan penelitian geografi Membuat variabel penelitian geografi Menulis landasan teori atau dasar teori yang mendukung judul penelitian geografi Mengembangkan kerangka penelitian Membuat hipotesis penelitian geografi Menentukan populasi dan sampel penelitian geografi Menentukan teknik pengambilan sampel dan pengumpulan data penelitian geografi Melakukan pengolahan data yang sudah didapatkan Menganalisis data Menarik kesimpulan Membuat laporan penelitian geografi Struktur Penulisan Laporan Geografi Dalam menulis laporan geografi, perhatikanlah struktur penulisan yang sudah ditetapkan instansi atau lembaga tempatmu berada. Secara umum, struktur penulisan laporan geografi di satu tempat dengan yang lain akan terlihat sama tetapi ada perbedaan berupa pengurangan atau penambahan komponen. Pendahuluan Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian Landasan teori Metode penelitian waktu penelitian, alat dan bahan Pembahasan Penutup kesimpulan dan saran Daftar pustaka Lampiran Ikuti langkah-langkah berikut saat menulis laporan penelitian geografi. Tentukan jenis laporan geografi yang akan dibuat. Buat judul laporan penelitian geografi sesuai penelitian yang kamu lakukan Susun permasalahan geografi yang akan diteliti Buat hipotesis penelitian geografi jika diperlukan Kumpulkan referensi untuk penulisan landasan teori dan pembahasan Buat daftar alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitianmu Jelaskan tahapan penelitian geografi Lakukan penelitian sesuai prosedur yang sudah ditetapkan Catat hasil penelitian Bahas hasil penelitian pada pembahasan secara objektif dan didukung bukti-bukti pada literatur atau referensi yang sudah kamu kumpulkan Buat kesimpulan dan saran terkait penelitian geografi Cantumkan seluruh daftar pustaka yang digunakan dalam proses penulisan laporan Contoh Laporan Penelitian Geografi Sudah paham dengan struktur penulisan dan langkah-langkah membuat laporan penelitian geografi? Simak contoh-contoh laporannya berikut ini agar kamu memiliki gambaran untuk membuat laporan hasil penelitianmu sendiri. Contoh 1 Penelitian Geografi untuk Anak-Anak Laporan Penelitian Geografi Pengamatan Formasi Batuan A. Latar Belakang Terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Batuan beku terbentuk sebagai hasil dari pendinginan magma lava. Ketika magma mendingin dan mengeras, magma tersebut akan menjadi batu. Batuan sedimen adalah campuran bahan lain yang telah diendapkan kembali dan dipadatkan kembali melalui kompresi dan sementasi. Batuan metamorf adalah jenis batuan yang telah berubah bentuk sebagai akibat dari perubahan panas dan tekanan. B. Tujuan Penelitian Mengidentifikasi jenis pembentukan batuan C. Metode Penelitian Alat dan Bahan Kaca pembesar Berbagai macam batuan yang ditemukan dari lokasi seluas mungkin Pencahayaan yang baik agar dapat melihat jelas Stiker tempel untuk memberi label pada setiap batu Buku catatan Pena Cara Kerja Beri label setiap batu dengan nomor sehingga ketika kamu menemukan batuan, kamu dapat dengan mudah mengidentifikasi batu mana yang akan diidentifikasi. Pilih batu yang sudah diberi label. Lihat batu melalui kaca pembesar. Perhatikan baik-baik kristal dan struktur lain di dalam batu untuk menentukan penggolongan batu Catat informasi yang dapat dilihat dari setiap batu ke dalam buku catatan D. Pembahasan Batuan beku mudah dikenali karena mengandung kristal bersudut. Semakin lama batuan beku mendingin dan mengkristal, semakin besar kristalnya. Batuan sedimen umumnya memiliki tampilan yang lebih berlapis karena jenis batuan yang berbeda yang ditekan bersama. Batuan metamorf dapat terlihat berlapis-lapis, tetapi lapisannya sering kali tidak bersambungan dan cenderung berskala sangat kecil. Batuan akan terlihat seperti satu massa yang menyatu daripada kristal yang terpisah. E. Bahan Diskusi Batu apa yang paling baik digunakan? Dapatkah kamu mengidentifikasi di mana sebaiknya mengambil batu? F. Penutup Kesimpulan Batuan dapat diidentifikasi proses pembuatannya dengan melihat struktur melalui kaca pembesar. Contoh 2 Penelitian Geografi Konservasi Air Laporan Penelitian Geografi Konservasi Air PENDAHULUAN Perhatian manusia terhadap lingkungan sebenarnya sudah dimulai sejak lama, seperti bagaimana lingkungan menyediakan makanan, air, serta berbagai sumber daya lainnya. Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, perhatian yang diberikan pada lingkungan juga semakin besar. Hal tersebut disebabkan banyaknya aktivitas manusia yang memberikan dampak pada lingkungan serta adanya pencemaran air, sehingga diperlukan langkah konservasi untuk menjaga kelestarian lingkungan. 40 tahun yang lalu, mempertahankan biodiversitas dimaknai sebagai penyelamatan spesies yang terancam dari kepunahan dan hal tersebut merupakan bagian kecil dari konservasi. Pemahaman mengenai konservasi masih terbatas pada ilmu kehutanan, konservasi air dan tanah, manajemen perikanan dan ijin perburuan, serta berbagai disiplin ilmu yang berkaitan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut Apa definisi konservasi air? Apa saja jenis-jenis pencemaran air? Bagaimana pengaturan hukum sumber daya air dan konservasi air? PEMBAHASAN A. Definisi Konservasi Secara umum, konservasi didefinisikan sebagai pelestarian atau perlindungan. Sedangkan, konservasi air didefinisikan sebagai strategi atau aktivitas untuk mengatur air sebagai sumber daya alam yang dapat diperbarui untuk menjaga kebutuhan manusia akan air di masa depan. Konservasi air tidak dapat terlepas dari konservasi tanah, sehingga sering dikaitkan dengan konservasi air dan tanah. Kegiatan konservasi air akan berdampak pada konservasi tanah, begitu pula sebaliknya Kodoatie & Rustam, 2010. B. Pentingnya Konservasi Air Konservasi air sangat penting bagi kelangsungan kehidupan suatu bangsa, khususnya di daerah yang mengalami kekurangan air, di daerah kering arid dan daerah semi kering sub humid. Konservasi air bertujuan untuk meningkatkan volume air, meningkatkan efisiensi penggunaan air, serta memperbaiki kualitas air sesuai peruntukannya Kodoatie & Rustam, 2010. Manfaat adanya konservasi air adalah berkurangnya bencana alam yang berkaitan dengan air, seperti banjir, kekeringan, dan tanah longsor. Konservasi air menjaga ketersediaan dan suplai air seiring dengan peningkatan kebutuhan air Kodoatie & Rustam, 2010. C. Pencemaran Air Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya 1. Jenis-jenis Pencemaran Air Darmono 1995 mengemukakan bahwa pencemaran air terdiri atas bermacam-macam jenis, antara lain a. Pencemaran mikroorganisme dalam air Berbagai mikroorganisme penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri, virus, protozoa dan parasit sering mencemari air. Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam air melalui buangan limbah rumah tangga maupun limbah industri. Penyakit yang sering ditemukan seperti penyakit tifus, kolera, dan disentri. b. Pencemaran air oleh bahan anorganik nutrisi tanaman Penggunaaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian meskipun sangat menguntungkan petani, namun dapat mencemari sungai, danau dan lautan. Sumber pencemaran nitrat tidak hanya berasal dari pupuk pertanian saja, karena di atmosfer bumi mengandung 78% gas nitrogen. c. Pencemar bahan kimia anorganik Bahan kimia anorganik seperti asam, garam dan bahan toksik logam lainnya seperti timbal Pb, kadmium Cd dan merkuri Hg dalam kadar tinggi dapat menyebabkan menyebabkan matinya kehidupan air seperti ikan dan organisme lainnya. Disamping itu, pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman pangan serta merusak peralatan yang dilalui air tersebut karena bersifat korosif. d. Pencemar bahan kimia organik Bahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih, detergen dan masih banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan oleh manusia dapat menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air lainnya. 2. Sumber Pencemaran Air Menurut Sastrawijaya 2009, sumber pencemaran air dapat dibedakan menjadi sumber domestik rumah tangga dan sumber non domestik. a. Sumber domestik rumah tangga Sumber domestik rumah tangga yaitu dari perkampungan, kota, pasar, jalan, rumah sakit, dan lain sebagainya Sastrawijaya, 2009. b. Sumber non domestik Sumber non domestik yaitu dari pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, dan sebagainya. Jenis kegiatan industri yang menghasilkan limbah cair antara lain industri pelapisan logam, industri pulp dan kertas, industri tekstil, industri pupuk, industri cat, industri farmasi, industri sabun, dan lain sebagainya Sunu, 2001. 3. Dampak Pencemaran Air Air yang telah tercemar akan menjadi tidak bermanfaat lagi dan berpotensi menjadi penyebab timbulnya penyakit Wardhana, 1995. Bentuk kerugian ini antara lain seperti Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, seperti untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan lain sebagainya. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan industri, sebagai contoh air lingkungan yang berminyak tidak dapat lagi digunakan sebagai air proses dalam industri kimia. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan pertanian, seperti irigasi. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan peternakan dalam peranannya sebagai minuman ternak. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan perikanan, karena air yang tercemar akan mematikan tanaman dan hewan air Wardhana, 1995. 4. Penanggulangan Pencemaran Air Menurut Herlambang 2006, usaha yang dapat dilakukan untuk penanggulangan pencemaran lingkungan, antara lain Pengaturan tata ruang Pembinaan dan penegakan hukum Baku mutu Perlindungan sumber air Monitoring dan evaluasi Kelompok sadar lingkungan dan lembaga swadaya masyarakat Teknologi pengolahan limbah D. Pengaturan Hukum Sumber Daya Air Hukum yang mengatur mengenai sumber daya air yaitu UU Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Isi dari undang-undang tersebut adalah bahwa sumber daya air harus dijaga dan digunakan dengan baik, tepat dan benar. PENUTUP Air sebagai salah satu sumber daya alam perlu mendapatkan perhatian karena air memegang peranan vital bagi kelangsungan kehidupan di bumi. Agar keberadaan dan kualitas air tetap terjaga, diperlukan pengaturan hukum yang tegas dan kerjasama berbagai pihak. Penutup Demikian informasi terkait contoh laporan hasil penelitian geografi dan cara membuatnya yang baik dan benar untuk menjadi referensimu. Masih ada banyak contoh laporan penelitian geografi berbagai tema yang dapat kamu jadikan inspirasi seperti contoh penelitian geografi tentang sampah hingga contoh laporan penelitian geografi tentang fenomena alam. Saat membuat laporan penelitian geografi, jangan lupa memeriksa ejaan, tanda baca, dan pemilihan kalimat agar laporanmu layak dibaca serta bisa menyampaikan hal-hal yang kamu maksud. Dapatkan informasi terkait pembuatan laporan yang lainnya di blog Mamikos. Adanya informasi bagi pelajar hingga mahasiswa akan turut membantu kelancaran studimu. Semoga bermanfaat. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
Abstrak Manusia memiliki kehendak maupun kuasa untuk melakukan berbagai macam tindakan yang memiliki dampak terhadap lingkungan fisik di sekitarnya. Perilaku lingkungan ini dapat berdampak positif maupun negatif. Salah satu perilaku lingkungan yang berdampak negatif terhadap lingkungan adalah perilaku membuang sampah di dekat aliran sungai. Hal ini tentunya bertentangan dengan prinsip perilaku pro-lingkungan. Selain itu, perilaku tersebut mengakibatkan berbagai masalah lingkungan, seperti pencemaran air, luapan air yang berakibat banjir, dan munculnya penyakit. Oleh sebab itu, penulis mencoba untuk membahas dan merumuskan solusi permasalahan perilaku membuang sampah di aliran sungai dengan menggunakan perspektif psikologi lingkungan. Tujuan penulisan artikel ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor psikologis yang memunculkan perilaku tidak pro-lingkungan, yaitu membuang sampah di dekat aliran sungai. Teori yang digunakan adalah Model Aktivasi Norma Norm Activation Model/NAM. Selain itu, penulis juga mengemukakan beberapa strategi yang dapat digunakan sebagai cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu metode review literatur. Hasil review literatur menemukan faktor-faktor penyebab perilaku membuang sampah di aliran sungai berdasarkan tiga aspek NAM Norm Activation Model. Faktor-faktor penyebabnya adalah kurangnya kesadaran akan norma pribadi, kesadaran akan konsekuensi, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, terdapat dua solusi yang dapat digunakan. Pertama, adanya penegakan hukum legal measures. Kedua, penyediaan layanan yang berkualitas. Penerapan kedua solusi tersebut perlu didahului dengan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar niat dan tujuan yang baik dari kedua solusi tersebut dapat tersampaikan kepada masyarakat. Kata Kunci membuang sampah, model aktivasi norma, perilaku pro-lingkungan, psikologi lingkungan 1. Pendahuluan Manusia merupakan individu yang memiliki emosi dan akal untuk berperilaku. Dampak yang terasa dari seluruh tingkah laku manusia akan dirasakan oleh lingkungan fisik maupun sosial di sekitarnya. Manusia memiliki kemampuan untuk melahirkan bencana dari apa yang telah ia perbuat ketika melakukan segala macam bentuk tindakan. Tindakan tersebut turut mempengaruhi lingkungan hidup, lalu menimbulkan reaksi dan balasan dari lingkungan alam maupun manusia itu sendiri Ayuningtias, 2019. Manusia memang memiliki kuasa atau pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan, sehingga dapat menyebabkan dampak-dampak yang merugikan ataupun menguntungkan. Dampak tersebut muncul tergantung bagaimana perilaku manusia tersebut terhadap lingkungan Kusminah, 2018. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa ada keterikatan yang sangat erat antara manusia dengan lingkungannya. Manusia dan lingkungan memiliki kuasa atau tindakan yang dapat memicu reaksi Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Prosiding Seminar Nasional dan Call Paper Mahasiswa “Memperkuat Kontribusi Kesehatan Mental dalam Penyelesaian Pandemi Covid 19 Tinjauan Multidisipliner” Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang - 10 April 2021 110 Perilaku Membuang Sampah di Sungai dan Problem Lingkungan Pandangan Model Aktivasi Norma Arya Firdhana Fakih1*, Mochammad Sa’id2 1,2 Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang, Malang * Penulis Koresponden Arya Firdhana Fakih. Email Abstrak Manusia memiliki kehendak maupun kuasa untuk melakukan berbagai macam tindakan yang memiliki dampak terhadap lingkungan fisik di sekitarnya. Perilaku lingkungan ini dapat berdampak positif maupun negatif. Salah satu perilaku lingkungan yang berdampak negatif terhadap lingkungan adalah perilaku membuang sampah di dekat aliran sungai. Hal ini tentunya bertentangan dengan prinsip perilaku pro-lingkungan. Selain itu, perilaku tersebut mengakibatkan berbagai masalah lingkungan, seperti pencemaran air, luapan air yang berakibat banjir, dan munculnya penyakit. Oleh sebab itu, penulis mencoba untuk membahas dan merumuskan solusi permasalahan perilaku membuang sampah di aliran sungai dengan menggunakan perspektif psikologi lingkungan. Tujuan penulisan artikel ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor psikologis yang memunculkan perilaku tidak pro-lingkungan, yaitu membuang sampah di dekat aliran sungai. Teori yang digunakan adalah Model Aktivasi Norma Norm Activation Model/NAM. Selain itu, penulis juga mengemukakan beberapa strategi yang dapat digunakan sebagai cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu metode review literatur. Hasil review literatur menemukan faktor-faktor penyebab perilaku membuang sampah di aliran sungai berdasarkan tiga aspek NAM Norm Activation Model. Faktor-faktor penyebabnya adalah kurangnya kesadaran akan norma pribadi, kesadaran akan konsekuensi, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, terdapat dua solusi yang dapat digunakan. Pertama, adanya penegakan hukum legal measures. Kedua, penyediaan layanan yang berkualitas. Penerapan kedua solusi tersebut perlu didahului dengan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar niat dan tujuan yang baik dari kedua solusi tersebut dapat tersampaikan kepada masyarakat. Kata Kunci membuang sampah, model aktivasi norma, perilaku pro-lingkungan, psikologi lingkungan 1. Pendahuluan Manusia merupakan individu yang memiliki emosi dan akal untuk berperilaku. Dampak yang terasa dari seluruh tingkah laku manusia akan dirasakan oleh lingkungan fisik maupun sosial di sekitarnya. Manusia memiliki kemampuan untuk melahirkan bencana dari apa yang telah ia perbuat ketika melakukan segala macam bentuk tindakan. Tindakan tersebut turut mempengaruhi lingkungan hidup, lalu menimbulkan reaksi dan balasan dari lingkungan alam maupun manusia itu sendiri Ayuningtias, 2019. Manusia memang memiliki kuasa atau pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan, sehingga dapat menyebabkan dampak-dampak yang merugikan ataupun menguntungkan. Dampak tersebut muncul tergantung bagaimana perilaku manusia tersebut terhadap lingkungan Kusminah, 2018. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa ada keterikatan yang sangat erat antara manusia dengan lingkungannya. Manusia dan lingkungan memiliki kuasa atau tindakan yang dapat memicu reaksi Prosiding Seminar Nasional dan Call Paper Mahasiswa “Memperkuat Kontribusi Kesehatan Mental dalam Penyelesaian Pandemi Covid 19 Tinjauan Multidisipliner” Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang - 10 April 2021 111 balasan satu sama lain. Hal ini dapat kita lihat dari contoh kecil -yang apabila dibiarkan dapat menjadi permasalahan besar- yaitu terkait dengan perilaku membuang sampah di sungai. Bahkan menurut BPS atau Badan Pusat Statistik memperkirakan peningkatan data jumlah sampah pada tahun 2020 di 384 kota di Indonesia mencapai ton. Sebagian besar dari sampah tersebut dibuang di sungai 58,2%, sedangkan 37,6% dibuang di TPA Tempat Pembuangan Akhir Kusminah, 2018. Perilaku masyarakat dalam membuang sampah di dekat aliran sungai telah mengakibatkan peningkatan pencemaran air sungai yang notabene adalah sumber air bagi mereka sendiri. Perilaku tersebut juga dapat berdampak pada ekosistem sungai dan keberlanjutan kegunaannya bagi kehidupan manusia sendiri, seperti sumber pengairan sawah atau sumber air minum Irwandy dkk, 2018. Salah satu kasus pencemaran sungai adalah yang terjadi di Sungai Teluk Dalam Muzaidi dkk, 2018. Tercemarnya sungai ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang semakin meningkat. Hal ini kemudian memicu produksi sampah, terutama limbah rumah tangga. Peningkatan jumlah penduduk dan produksi sampah ini ternyata tidak diimbangi dengan kearifan dalam pengelolaan sampah dan kepedulian terhadap lingkungan. Hal inilah yang kemudian membuat masyarakat sekitar sungai menjadikan sungai sebagai peristirahatan terakhir limbah-limbah domestik mereka. Kasus lain adalah yang terjadi di Sungai Kaligarang, dimana pencemaran airnya semakin meningkat dari waktu ke waktu Sasongko, 2006. Perilaku masyarakat dalam membuang sampah di dekat aliran sungai sangat bertentangan dengan prinsip perilaku pro-lingkungan dan menyinggung nilai biosferik atau Nilai-nilai terkait antara lain menghormati bumi, mencegah pencemaran dan persatuan dengan alam Krajhanzl, 2010. Perilaku pro-lingkungan adalah perilaku manusia akan kesadarannya untuk meminimalisir pencemaran maupun dampak negatif kepada alam baik berupa konsumsi energi maupun sumber daya yang berlebihan, penggunaan barang yang tidak ramah lingkungan, membuang sampah sembarangan, pembuangan limbah beracun dimana – mana, dan sebagainya Kollmuss & Agyeman, 2002. Tujuan dari perilaku pro-lingkungan adalah memberikan solusi atau mengurangi permasalahan-permasalahan lingkungan hidup yang ada Homburg & Stolberg, 2006. Pemaparan di atas menunjukkan bahwa perilaku manusia terhadap lingkungan, yaitu membuang sampah di aliran sungai, menjadi sebuah permasalahan yang penting untuk dibahas. Pembahasan ini bertujuan agar tidak muncul dampak-dampak negatif lanjutan di masa depan akibat perilaku lingkungan yang keliru tersebut. Permasalahan ini perlu diatasi dengan menggunakan sudut pandang rasional dan ilmiah. Salah satunya adalah dengan menggunakan perspektif psikologi lingkungan. Berangkat dari argumen di atas, penulisan review literatur ini dilakukan untuk membahas permasalahan perilaku membuang sampah di aliran sungai dengan menggunakan perspektif psikologi lingkungan, khususnya mengenai perilaku pro-lingkungan. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor psikologis yang menyebabkan munculnya perilaku membuang sampah di aliran sungai. Teori yang digunakan adalah Model aktivasi Norma NAM. Secara garis besar, penerapan model aktivasi norma terhadap perilaku membuang sampah di aliran sungai menunjukkan jalan yang tepat untuk menemukan jawaban bagaimana individu atau kelompok melakukan perilaku tersebut. Mulai dari sisi ketidakadanya salah satu atau semua pemenuhan ketiga komponen dalam model aktivasi norma yang membuat individu atau kelompok tidak memenuhi perilaku pro-lingkungan, dan berakhir pada self-serving denial tentang bagaimana secara lebih mendalam menjelaskan individu atau kelompok tidak menerapkan perilaku pro- Prosiding Seminar Nasional dan Call Paper Mahasiswa “Memperkuat Kontribusi Kesehatan Mental dalam Penyelesaian Pandemi Covid 19 Tinjauan Multidisipliner” Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang - 10 April 2021 112 lingkungan atau membuang sampah di aliran sungai. Selain itu, tulisan ini juga akan mengemukakan beberapa strategi yang dapat digunakan sebagai cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. 2. Kajian Literatur Model Aktivisi Norma NAM Model Aktivasi Norma Norm Activation Model/NAM merupakan salah satu teori yang sering digunakan dalam menganalisis faktor penyebab perilaku lingkungan individu Onwezen dkk, 2013. Secara keseluruhan, teori ini menegaskan bahwa individu akan mengorbankan kepentingan pribadinya untuk keuntungan kolektif orang lain, dan berakar pada perilaku altruistik Fang dkk, 2019 Pada mulanya teori ini muncul sebagai salah satu model yang sering digunakan dan pertama kali diusulkan pada tahun 1977 oleh Schwartz untuk menganalisis permasalahan perilaku pro-lingkungan Fang dkk, 2019. Penggunaan Model NAM telah digunakan sebelumnya pada beberapa studi yang membahas perilaku pro-lingkungan dalam lingkup konteks transportasi umum, penggunaan energi, penerimaan dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab. Dengan penggunaan tiga hal atau variabel kunci pada model NAM ini menunjukkan bahwa dalam penelitian – penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa personal norms norma pribadi lah yang memiliki dampak penting. Dikarenakan kewajiban moral dan norma pribadi tiap individu dapat memprediksi dan menjadi pemicu untuk individu tersebut terlibat dalam perilaku pro-lingkungan Fang dkk, 2019. Menurut teori NAM, individu akan menunjukkan perilaku pro-lingkungan apabila ia memiliki tiga hal Steg dkk, 2017; Fang dkk, 2019. Pertama, norma pribadi personal norms. Norma pribadi ini mengacu pada perasaan kewajiban moral untuk melakukan perilaku tertentu yang terkait dengan perilaku pro-lingkungan. Kedua, kesadaran akan konsekuensi awareness of consequences. Dalam hal ini individu menyadari konsekuensi merugikan dari tindakannya terhadap orang lain atau lingkungannya. Ketiga, rasa tanggung jawab ascription of responsibility. Dalam hal ini, individu akan lebih termotivasi untuk menunjukkan perilaku pro-lingkungan apabila ia memiliki perasaan pribadi bahwa ia ikut bertanggung jawab atas konsekuensi negatif dari perilakunya. Ketiga kerangka dalam NAM tersebut telah dilakukan dalam beberapa riset yang sudah dilakukan oleh berbagai penelitian. Salah satu penelitiannya yaitu dengan mengkaji faktor – faktor atau determinan perilaku pro-lingkungan pada pegawai pemerintahan pusat dan daerah di wilayah Taiwan menggunakan tiga kerangka NAM tersebut Fang dkk, 2019. Hasil yang didapatkan yaitu pada pegawai lingkungan pemerintah pusat maupun daerah menunjukkan bahwa norma pribadi memiliki dampak besar dalam memprediksi lingkungan yang pro-lingkungan. Hal ini disebabkan oleh seberapa jauh masyarakat meraih pendidikan dan pengetahuan lebih akan kesadaran pro-lingkungan di kota yang lebih tinggi daripada di daerah Fang dkk, 2019. Kemudian dalam aspek tanggung jawab dan kesadaran akan konsekuensi menunjukkan bahwa pegawai pemerintah cenderung memiliki keberhasilan dalam penerepan dua aspek ini. Namun sebaliknya, pada pegawai pemerintahan daerah menunjukkan bahwa kedua aspek ini sangat lemah baik dalam mengarahkan masyarakat maupun penerapannya terhadap perilaku pro-lingkungan Fang dkk, 2019. Oleh karena itu dilakukan serangkain penyuluhan rutin, seminar, workshop, dan roadshow. Dalam serangkaian kegiatan tersebut memuat hal – hal yang dapat membuat pegawai pemerintahan daerah memberikan dan membangun kesadaran lebih akan perilaku pro-lingkungan dengan kesadaran dari ketiga aspek NAM. Selain itu, bentuk penerapan yang akan dilakukan diharapkan dapat meluas dalam Prosiding Seminar Nasional dan Call Paper Mahasiswa “Memperkuat Kontribusi Kesehatan Mental dalam Penyelesaian Pandemi Covid 19 Tinjauan Multidisipliner” Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang - 10 April 2021 113 penerapannya di kebijakan – kebijakan yang akan dibuat atas program pelatihan lingkungan dasar yang diadakan Fang dkk, 2019 Namun demikian, dalam kenyataannya, pemenuhan tiga syarat perilaku pro-lingkungan di atas tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan individu seringkali dihadapkan pada konflik keputusan antara mementingkan kepentingan bersama pro-lingkungan atau kepentingan pribadinya merusak lingkungan Steg dkk, 2017. Konflik keputusan yang dihadapi individu tersebut disebabkan oleh adanya self-serving denial. Self-serving denial adalah penolakan terhadap kewajiban moral untuk berperilaku pro-lingkungan dalam rangka menjustifikasi perilaku merusak lingkungan yang dimunculkan. Self-serving denial dapat muncul dalam empat bentuk yang dapat menjelaskan bagaimana individu melakukan penyangkalan atau penolakan terhadap perilaku pro-lingkungan Steg dkk, 2017. Diantaranya yaitu 1. Individu cenderung mengabaikan dan tidak menaruh perhatian lebih terhadap perilaku pro-lingkungan karena kurang jelasnya pembahasan dari beberapa permasalahan lingkungan. Kemudian orang – orang akan mencoba selektif terhadap berbagai penelitian maupun perdebatan dari para ahli terkait permasalahan tersebut yang memihak dirinya kepentingan dirinya sendiri untuk tidak pro lingkungan daripada kepentingan bersama pro-lingkungan 2. Seseorang cenderung mengabaikan dan tidak menaruh perhatian lebih terhadap perilaku pro-lingkungan karena memiliki pemikiran terhadap permasalahan lingkungan bahwa kontribusi dari dirinya tidak akan terlalu memberikan kontribusi lebih. Kemudian menyalahkan pihak ketiga yaitu kebijakan – kebijakan pemerintah, aktivitas industri dan lain sebagainya. 3. Individu cenderung bisa untuk melakukan peminimalisiran perilaku pro-lingkungan. Namun, individu memiliki beberapa argumen dimana fasilitas – fasilitas yang menunjang perilaku tersebut tidak memenuhi. Contohnya dapat dilihat dari percobaan untuk mengurangi polusi udara namun fasilitas yang disediakan kurang sesuai dengan konsumsi atau keinginan individu yakni transportasi umum. 4. Individu cenderung mengabaikan dan tidak menaruh perhatian lebih terhadap perilaku pro-lingkungan karena memiliki pemikiran bahwa hal yang akan ia lakukan tidak akan efektif. Pemikiran tersebut bisa bermuara pada pemikiran yang mengasumsikan bahwa masalah lingkungan merupakan masalah bersama commons dilemmas, apalagi kalau masalah yang dikaitkan dalam skala besar. Teori NAM diklaim tepat untuk digunakan dalam menjelaskan perilaku lingkungan yang terkait dengan biaya perilaku yang relatif rendah dalam hal uang, waktu, atau usaha, seperti perilaku daur ulang Steg dkk, 2017. Di sisi lain, teori ini kurang kuat dalam menjelaskan perilaku lingkungan yang lebih mahal dalam hal upaya, uang atau waktu, seperti mengurangi penggunaan mobil pribadi. Berdasarkan pemaparan di atas, teori NAM sangat tepat digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis perilaku masyarakat dalam membuang sampah di aliran sungai. 3. Metode Review Literatur Literature Review Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode review literatur literature review. Review literatur adalah sebuah cara untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan penelitian-penelitian sebelumnya sehingga menghasilkan kesimpulan tertentu Snyder, 2019. Melalui review literatur, diharapkan dapat dihasilkan jawaban atas suatu pertanyaan penelitian yang tidak didapatkan melalui metode lain. Prosiding Seminar Nasional dan Call Paper Mahasiswa “Memperkuat Kontribusi Kesehatan Mental dalam Penyelesaian Pandemi Covid 19 Tinjauan Multidisipliner” Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang - 10 April 2021 114 Sumber-sumber literatur yang digunakan dalam penulisan artikel ini ada dua jenis. Pertama, sumber-sumber literatur yang memuat pembahasan mengenai teori Model Aktivasi Norma. Kedua, sumber-sumber literatur yang memuat pembahasan mengenai metode intervensi untuk mengatasi persoalan perilaku lingkungan. Kedua jenis sumber literatur tersebut digunakan untuk membahas permasalahan perilaku membuang sampah di aliran sungai yang menjadi fokus pembahasan tulisan 4. Hasil dan Pembahasan Faktor Penyebab Sungai adalah salah satu elemen penting lingkungan dalam kehidupan manusia. Bahkan di banyak wilayah, khususnya di pedesaan, sungai sering diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan masyarakatnya Yenrizal, 2016; Erliyani dkk, 2010. Dari situlah alasan mereka mendiami daerah sekitar sungai dan di situlah mereka bersandar. Di dalam sungai sendiri terdapat banyak sekali ekosistem baik hewan maupun tumbuhan di dalamnya. Banyak di antara masyarakat yang hidup di dekat aliran sungai memanfaatkan keberadaan sungai sebagai jalur transportasi dari desa ke desa lain, mengairi sawah, mandi, pengatur suhu tanah di sekitar aliran sungai, sumber air minum, dan sebagainya Yenrizal, 2016. Perilaku membuang sampah di aliran sungai, dalam kacamata teori NAM, dapat dianalisis berdasarkan 3 aspek penting yang menjadi faktor munculnya perilaku pro-lingkungan. Ketiga aspek tersebut adalah norma pribadi, kesadaran akan konsekuensi, dan rasa tanggung jawab. Berikut adalah penjelasan analitis dari masing-masing aspek tersebut. Pertama adalah dari aspek norma pribadi. Individu cenderung tidak melihat aspek penting ini, dimana seharusnya ia memiliki perasaan akan kewajiban moral atas keberlangsungan lingkungan di sekitarnya yang dapat mendorong dirinya untuk berperilaku pro-lingkungan. Dan dalam konteks pembahasan, beberapa individu tidak melihat nilai – nilai positif atau negatif atas tindakan membuang sampah di aliran sungai. Ia mungkin melihat nilai positif atas tindakannya terhadap dirinya yang mana memudahkan ia untuk membuang sampah dengan mudah dan lingkungan disekitarnya akan menjadi bersih dan sehat. Namun, individu tersebut tidak melihat nilai positif jika ia membuang sampah pada tempatnya dan nilai negatif atas tindakannya membuang sampah di aliran sungai untuk keberlangsungan hidup lingkungan di masa depan. Kedua adalah dari aspek kesadaran akan konsekuensi. Apabila individu merasakan aspek kedua ini, maka ia akan merasakan dan menyadari akan konsekuensi berkelanjutan atas tindakan yang telah ia lakukan membuang sampah di aliran sungai yang berdampak pada dirinya sendiri maupun lingkungan disekitarnya. Diantaranya yaitu pencemaran air bersih, perusakan ekosistem laut, polusi, peluapan air, air yang tercemar menimbulkan berbagai penyakit, dan lain sebagainya. Ketiga adalah dari aspek rasa tanggung jawab. Aspek terakhir ini dapat terwujud apabila individu memiliki kesadaran akan tanggung jawab untuk berperilaku pro-lingkungan bukan hanya dari sudut pandang “semua ini tanggung jawab bersama” namun juga memiliki pemikiran bahwa “perilaku pro-lingkungan dapat dimulai dari diri sendiri, dan kontribusi yang dilakukan memberikan dampak lebih bukan hanya sedikit pada lingkungannya”. Hal ini ditujukan agar tiap individu memiliki rasa kepercayaan diri atas tanggung jawab yang ia dapat untuk selalu berperilaku pro-lingkungan dan tidak menyepelekan tanggung jawabnya dan tidak bersikap tak acuh terhadap perilaku ini. Selain melihat dari ketiga aspek faktor dari Model Aktivasi Norma, kita juga dapat melengkapi pemahaman mengenai perilaku membuang sampah di aliran sungi dengan menggunakan tiga faktor Prosiding Seminar Nasional dan Call Paper Mahasiswa “Memperkuat Kontribusi Kesehatan Mental dalam Penyelesaian Pandemi Covid 19 Tinjauan Multidisipliner” Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang - 10 April 2021 115 psiko-ekonomis biaya, waktu, dan usaha. Ketiga faktor psiko-ekonomis ini turut berperan dalam memunculkan norma pribadi individu untuk berperilaku pro-lingkungan, yang dalam hal ini adalah untuk tidak membuang sampah di aliran sungai. Pertama adalah aspek biaya. Dari segi biaya, membuang sampah di sungai tentu lebih murah, bahkan gratis, apabila dibandingkan dengan mengelolanya melalui manajemen sampah atau daur ulang. Yang kedua adalah aspek waktu. Dalam proses pembuangan sampah, membuang sampah di aliran sungai terasa lebih efektif bagi individu daripada harus membuang pada tempat khusus atau mengelolanya. Hal ini dikarenakan tidak semua wilayah di dekat aliran sungai memiliki tempat pembuangan sampah yang relatif dekat. Bahkan sebaliknya, sungai justru menjadi salah satu elemen penting kehidupan masyarakat, termasuk sebagai tempat pembuangan sampah, karena jaraknya relatif dekat dengan mereka. Hal ini terutama banyak terjadi di daerah pedesaan. Berdasarkan data dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes-PDT, minim sekali tempat pembuangan sampah TPS di daerah pedesaan Rahadian, 2015. Dari data potensi desa PoDes, ada lebih dari 88 persen desa yang tidak memiliki TPS. Hal inilah salah satu pemicu atau penyebab terjadinya perilaku pembuangan sampah di aliran sungai. Aspek yang ketiga ialah usaha atau tenaga. Usaha atau tenaga individu dalam proses pembuangan sampah ke TPS, apalagi melakukan daur ulang, cukup jauh dan lebih menguras tenaga untuk mencapainya. Hal inilah yang membuat individu cenderung memilih membuang sampah di aliran sungai yang mana tidak perlu mengeluarkan usaha besar. Mendorong Perilaku Nyampah yang Pro-Lingkungan Solusi yang dapat diajukan untuk menyelesaikan permasalahan perilaku membuang sampah di aliran sungai adalah dengan menggunakan dua strategi, yaitu penegakan hukum legal measures dan penyediaan layanan yang berkualitas availability of quality service Steg dkk, 2017. Yang pertama adalah adanya penegakan hukum legal measures. Dalam hal ini sistem penegakan hukum terkait pelanggaran terhadap kelestarian lingkungan harus ditegakkan sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi. Sistem penegakan hukum ini tentunya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat dalam perumusan dan penerapannya. Dengan demikian, masyarakat diharapkan menjadi lebih tertib dan menaati aturan terkait perlakuan terhadap sampah agar tidak membuangnya di aliran sungai. Lambat laun pun akan muncul perilaku pro-lingkungan sedikit demi sedikit dan perilaku membuang sampah pada aliran sungai mulai berkurang karena permasalahan ini diatur oleh hukum dan didukung oleh pemerintah setempat. Yang kedua ialah penyediaan layanan yang berkualitas. Dalam hal ini pemerintah setempat, atau bahkan lebih spesifik pemerintah di tingkat desa/kelurahan, dapat membuat program pengelolaan sampah secara terpadu. Salah satunya adalah dengan membuat program pemilahan sampah. Program ini dilakukan dengan menyediakan tiga jenis tempat sampah untuk pemilahan sampah di setiap rumah. Hal ini bertujuan untuk mendidik masyarakat membuang sampah di tempat yang telah disediakan. Selain itu, penyediaan tiga jenis tempat sampah juga diharapkan dapat mendidik masyarakat untuk dapat mengelola sampah sesuai dengan jenis sampah rumah tangga mereka. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu membuang sampah ke aliran sungai. Penerapan kedua solusi di atas, baik penegakan hukum maupun penyediaan layanan yang berkualitas, perlu didahului dengan penyuluhan dan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar niat dan tujuan yang baik dari kedua solusi tersebut dapat tersampaikan kepada Prosiding Seminar Nasional dan Call Paper Mahasiswa “Memperkuat Kontribusi Kesehatan Mental dalam Penyelesaian Pandemi Covid 19 Tinjauan Multidisipliner” Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang - 10 April 2021 116 masyarakat. Selain itu, persepsi, kesadaran, motivasi, dan norma pribadi masyarakat terhadap perilaku pro-lingkungan terkait sampah dengan kedua solusi tersebut dapat terbangun sesuai dengan yang diharapkan Aisyah, 2014. Rujukan Aisyah, U. 2014. Pengelolaan Sampah Domestik Berbasis Masyarakat di Wilayah Pesisir Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep. Skripsi. Universitas Jember. Ayuningtias, A. 2019. Pencemaran Lingkungan Hidup Akibat Pembuangan Sampah di Aliran Sungai di Desa Kedungbanteng Tanggulangin Sidoarjo Perspektif Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 dan Fatwa MUI No. 47 Tahun 2014. Disertasi. UIN Sunan Ampel Surabaya. Rahadian, L. 2015. Tempat Pembuangan Sampah Di Desa Hanya 11 Persen. CNN Erliyani, R., Zulaeha, M., & Sihite, D. 2010. Pengetahuan Masyarakat Pinggiran Sungai tentang Perda Nomor4 Tahun 2000 dan Perda Nomor 19 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Kebersihan Terhadap Prilaku Membuang Sampah ke Sungai. Jurnal Cita Hukum, 22, 285-303. Fang, Chiang, Ng, E., & Lo, 2019. Using the Norm Activation Model to Predict the Pro-Environmental Behaviors of Public Servants at the Central and Local Governments in Taiwan. Sustainability, 1113. Kollmuss, A., & Agyeman, J. 2002. Mind The Gap Why Do People Act Environmentally and What Are The Barriers to Pro-Environmental Behavior?. Environmental Education Research, 83, 239-260. Homburg, A., & Stolberg, A. 2006. Explaining pro-environmental behavior with a cognitive theory of stress. Journal of Environmental Psychology, 261, 1-14. Krajhanzl, J. 2010. Environmental and pro environmental behavior. School and Health, 211, 251-274 Kusminah, I. L. 2018. Penyuluhan 4R Reduce, Reuse, Recycle, Replace dan Kegunaan Bank Sampah sebagai Langkah Menciptakan Lingkungan yang Bersih dan Ekonomis di Desa Mojowuku Kabupaten Gresik. JPM17 Jurnal Pengabdian Masyarakat, 31. Muzaidi, I., Anggarini, E., & Prayuga, H. M. R. 2018. Studi Kasus Permasalahan Sungai Teluk Dalam, Banjarmasin. Media Teknik Sipil, 162, 108-114. Onwezen, M. C., Antonides, G., & Bartels, J. 2013. The Norm Activation Model An Exploration of The Functions of Anticipated Pride and Guilt in Pro-Environmental Behaviour. Journal of Economic Psychology, 39, 141–153. Sasongko, L. A. 2006. Kontribusi Air Limbah Domestik Penduduk Di Sekitar Sungai Tuk Terhadap Kualitas Air Sungai Kaligarang Serta Upaya Penanganannya Studi Kasus Kelurahan Sampangan dan Bendan Ngisor Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Snyder, H. 2019. Literature Review as A Research Methodology An Overview and Guidelines. Journal of Business Research, 104, 333–339. Steg, L., Keizer, K., Buunk, A. P., & Rothengatter, T. Eds.. 2017. Applied Social Psychology. Cambridge University Press. Yenrizal, Y. 2016. Sungai Dalam Pemaknaan Masyarakat Pedesaan, Studi Etnoekologi Komunitas Pada Masyarakat Desa Karanganyar, Banyuasin, Sumatera Selatan. Jurnal Nizham. ... Faktor-faktor penyebab perilaku membuang sampah di aliran sungai berdasarkan tiga aspek NAM Norm Activation Model yaitu kurangnya kesadaran norma pribadi, kesadaran konsekuensi, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Untuk mengatasinya dapat digunakan yaitu pertama adanya penegakan hukum legal measures, kedua penyediaan layanan yang berkualitas [9]. ...NonistantiaSecara astronomi, Kota Bekasi terletak antara 106o48’28’’–107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’–6o30’6’’ Lintang Selatan, dan memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2 dengan batas-batas wilayah administrasi terdiri atas DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor. Dalam buku Kota Bekasi dalam angka Tahun 2018, jumlah penduduk sebesar jiwa, hal ini menunjukkan peningkatan 2,45 % dari tahun 2017. Ancaman yang berpeluang yakni lingkungan yang tidak sehat, tersumbatnya drainase kota dan aliran sungai yang memberikan dampak fatal yaitu banjir. Tujuan yang ingin dicapai yaitu menata sistem penanganan sampah sehingga mengurangi resiko banjir. Metode yang digunakan adalah merancang sistem bank sampah dan kegiatan pengangkutan sampah dan sedimen saluran kegiatan pematusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pematusan sepanjang 796 m per-hari atau km per-bulan perlu dilakukan oleh dinas teknis DBMSDA Kota Bekasi. Disimpulkan bahwa perancangan model penanganan sampah-sedimen secara sinergi baik masyarakat dari RT-RW yang berkoordinasi dengan dinas terkait dalam sistem pemerintahan Kota Bekasi, mampu mengurangi terjadinya resiko banjirNurul AvifahMuhimmatul HasanahManusia memiliki ikatan dengan suatu tempat yang disebut dengan place attachment. Pada penelitian ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui gambaran place attachment pada masyarakat daerah Makam Sunan Giri yang di ekspresikan melalui perasaan dan tindakan yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek penelitian yaitu masyarakat daerah Makam Sunan Giri yang di pilih melalui purposive sampling sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan sehingga di dapatkan sebanyak 5 subjek penelitian. Pengumpulan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Kredibilitas data yang digunakan menggunakan triangulasi sumber dengan membanding data wawancara subjek dengan wawancara dengan significant other. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa terlihat adanya gambaran place attachment pada masyarakat daerah Makam Sunan Giri yang di tunjukkan melalui perasaan dan tindakan yang dilakukan subjek. Place attachment yang terjadi pada masyarakat daerah Makam Sunan Giri berupa emosi positif dan negatif yang dirasakan selama tinggal di daerah Makam Sunan Giri dan tindakan untuk menjaga daerah Makam Sunan Giri Hannah SnyderKnowledge production within the field of business research is accelerating at a tremendous speed while at the same time remaining fragmented and interdisciplinary. This makes it hard to keep up with state-of-the-art and to be at the forefront of research, as well as to assess the collective evidence in a particular area of business research. This is why the literature review as a research method is more relevant than ever. Traditional literature reviews often lack thoroughness and rigor and are conducted ad hoc, rather than following a specific methodology. Therefore, questions can be raised about the quality and trustworthiness of these types of reviews. This paper discusses literature review as a methodology for conducting research and offers an overview of different types of reviews, as well as some guidelines to how to both conduct and evaluate a literature review paper. It also discusses common pitfalls and how to get literature reviews understanding of the environmental value-action gap between public servants at the central and local governments is essential for the effective implementation of environmental policies, which is limited in the extant literature. This study has adopted the norm activation model to explore the pro-environmental behaviors of public servants at the central and local governments in Taiwan. A total of 7567 valid questionnaires were collected, and significant differences were evident between public servants at the central n = 3400 and local n = 4167 governments in personal norms, awareness of consequences, ascription of responsibility, and pro-environmental behaviors. Findings revealed that personal norms were the key factors predicting pro-environmental behaviors of public servants at both the central and local governments. Results also indicated that the awareness of consequences by public servants at the central government had a direct effect on their pro-environmental behaviors, which in turn had a significant effect on their ascription of responsibility. In contrast, awareness of consequences by public servants at the local government had no significant direct effect on their pro-environmental behaviors and had only a weak positive effect on their ascription of responsibility. Jan KrajhanzlOne of important areas of interest in psychology is the so-called envi-ronmental or pro-environmental behaviour. The author offers a concept that may faci-litate orientation in the many factors that affect our environmental behaviour. He pre-sents a methodological procedure that support environmentally friendly behaviour in practice. He lists fi ve characteristics of personal relationship with nature and explains how important it is to clearly distinguish between them in both professional theory and practice. The author also emphasizes the importance of people forming a personal re-lationship with nature. In this respect, study of individual personal understanding of general terms of environmental education and the building of a common understanding seem of paramount importance. Keywords environmental behavior, proenvironmental behavior, environmentally friendly behavior, areas of environmental behavior, characteristics of the relationship to nature, the need for contact with nature, abilities for contact with nature, environmental sensitivity, general attitude to nature, environmental concernNumerous theoretical frameworks have been developed to explain the gap between the possession of environmental knowledge and environmental awareness, and displaying pro-environmental behavior. Although many hundreds of studies have been undertaken, no definitive explanation has yet been found. Our article describes a few of the most influential and commonly used analytical frameworks early US linear progression models; altruism, empathy and prosocial behavior models; and finally, sociological models. All of the models we discuss and many of the ones we do not such as economic models, psychological models that look at behavior in general, social marketing models and that have become known as deliberative and inclusionary processes or procedures DIPS have some validity in certain circumstances. This indicates that the question of what shapes pro-environmental behavior is such a complex one that it cannot be visualized through one single framework or diagram. We then analyze the factors that have been found to have some influence, positive or negative, on pro-environmental behavior such as demographic factors, external factors institutional, economic, social and cultural and internal factors motivation, pro-environmental knowledge, awareness, values, attitudes, emotion, locus of control, responsibilities and priorities. Although we point out that developing a model that tries to incorporate all factors might neither be feasible nor useful, we feel that it can help illuminate this complex field. Accordingly, we propose our own model based on the work of Fliegenschnee and Schelakovsky 1998 who were influenced by Fietkau and Kessel 1981.Based on cognitive stress theory we present a model that aims at explaining individual pro-environmental behavior environmental stressors pollution in domestic and work contexts, mediated via appraisal processes demand appraisal, self-efficacy, activate problem-focused coping. This in turn leads to pro-environmental behavior in various behavioral domains social engagement, private-sphere and workplace. Structural equation models were used to test the proposed model. Questionnaire data from Studies 1 and 2 suggest that the theory offers a good explanation of pro-environmental behavior. However, self-efficacy beliefs did not predict problem-focused coping or pro-environmental behavior. In a modified model, we hypothesized that with environmental problems as stressors, it would be collective rather than individual efficacy that determines coping attempts and pro-environmental behavior. Studies 3 and 4 found support for this modified model. Taken together the four studies lent support to our basic idea that appraisal processes activate problem-focused coping, which in turn leads to pro-environmental Sampah Domestik Berbasis Masyarakat di Wilayah Pesisir KecamatanU AisyahAisyah, U. 2014. Pengelolaan Sampah Domestik Berbasis Masyarakat di Wilayah Pesisir Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep. Skripsi. Universitas Lingkungan Hidup Akibat Pembuangan Sampah di Aliran Sungai di Desa Kedungbanteng Tanggulangin Sidoarjo Perspektif Undang-Undang No. 32 TahunA AyuningtiasAyuningtias, A. 2019. Pencemaran Lingkungan Hidup Akibat Pembuangan Sampah di Aliran Sungai di Desa Kedungbanteng Tanggulangin Sidoarjo Perspektif Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 dan Fatwa MUI No. 47 Tahun 2014. Disertasi. UIN Sunan Ampel 4R Reduce, Reuse, Recycle, Replace dan Kegunaan Bank Sampah sebagai Langkah Menciptakan Lingkungan yang Bersih dan Ekonomis di Desa Mojowuku Kabupaten GresikI L KusminahKusminah, I. L. 2018. Penyuluhan 4R Reduce, Reuse, Recycle, Replace dan Kegunaan Bank Sampah sebagai Langkah Menciptakan Lingkungan yang Bersih dan Ekonomis di Desa Mojowuku Kabupaten Gresik. JPM17 Jurnal Pengabdian Masyarakat, 31.The Norm Activation Model An Exploration of The Functions of Anticipated Pride and Guilt in Pro-Environmental BehaviourM C OnwezenG AntonidesJ BartelsOnwezen, M. C., Antonides, G., & Bartels, J. 2013. The Norm Activation Model An Exploration of The Functions of Anticipated Pride and Guilt in Pro-Environmental Behaviour. Journal of Economic Psychology, 39, 141-153. Dalam Pemaknaan Masyarakat PedesaanY YenrizalYenrizal, Y. 2016. Sungai Dalam Pemaknaan Masyarakat Pedesaan, Studi Etnoekologi Komunitas Pada Masyarakat Desa Karanganyar, Banyuasin, Sumatera Selatan. Jurnal Nizham.
Apakah kamu mencari laporan hasil observasi tentang sampah untuk tugas praktikum di sekolah ? Tenang saja, kosngosan akan membahasnya untuk kalian pada kesempatan kali ini. Sampah merupakan barang sisa yang sering digunakan sebagai objek observasi oleh anak sekolah, berdasarkan apa yang diminta oleh guru mereka. Ada berbagai jenis sampah dan dampaknya bagi lingkungan. Sampah sendiri bisa kita temukan di berbagai tempat, seperti di lingkungan sekolah, masyarakat, tempat kerja, bahkan di dalam rumah. Sampah jenisnya ada banyak, bisa berasal dari tumbuhan atau hewan yang biasa disebut sebagai sampah organik, dan ada juga sampah yang berasal dari pabrik akibat pengolahan yang sulit sekali diurai yang biasa disebut sebagai sampah anorganik Sebelum menulis teks laporan hasil observasi tentang sampah, kamu juga harus memastikan apakah kalimat definisinya sudah tepat. sampah dapat didefinisikan sebagai berbagai jenis akumulasi sisa material yang dibuang sebagai hasil dari proses produksi Baik itu kegiatan yang berasal dari industri skala besar maupun skala rumah tangga. Sampah sejatinya adalah material yang tidak diinginkan oleh manusia karena tidak memiliki nilai ekonomis dan merupakan produk buangan. Namun saat ini kita bisa melihat banyak sekali orang yang memanfaatkan sampah sebagai bahan baku utama untuk proses produksi dalam bisnisnya. Sebut saja daur ulang plastik atau penggunaan pupuk kompos yang berasal dari sampah organik Sampah sebenarnya tetap memiliki nilai ekonomis yang prospektif apabila di kelola dengan baik. Namun karena bau, warna dan fisiknya yang tidak disukai menyebabkan sampah dijauhi bahkan cenderung di sepelekan oleh banyak orang. Permasalahan pengelolaan sampah juga merupakan salah satu persoalan klasik yang dihadapi oleh suatu daerah. Akibat dari pengelolaan sampah yang tidak baik, dapat mengakibatkan tumpukan sampah yang berakibat kepada menyebarnya penyakit dan terjadinya banjir karena tersumbatnya aliran air sungai. Di negara-negara maju pengelolaan sampah sudah sangat modern dan memanfaatkan teknologi terkini untuk mengubah sampah menjadi produk yang bisa diolah kembali dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Yang perlu sobat kosngósan ketahui adalah kesadaran masyarakat sendiri dalam menjaga dan membuang sampah pada tempatnya. Percuma juga pemerintah membuat kebijakan pengelolaan sampah apabila mental dari masyarakatnya sendiri yang tidak mau bersih dan mengelola sampah dirinya sendiri Baca juga Cara Memulai Gaya Hidup Zero Waste hidup tanpa sampahLaporan Pengolahan Sampah Latar Belakang Problematika penanganan sampah menjadi salah satu hal yang klasik dana krusial, hampir seluruh daerah di dunia ini menghadapinya. Sampah selalu memberikan persoalan pelik, dimana setiap harinya kota besar di Indonesia selalu menghasilkan puluhan bahkan ratusan ton sampah. Sampah tersebut biasanya diangkut oleh truk khusus dan dibuang pada tempat yang sudah disediakan. Kemudian yang menambah permasalahan dari hari ke hari adalah, bahwa sampah tersebut semakin menumpuk dan terjadilah bukit sampah yang menimbulkan berbagai kerugian. Sampah yang menumpuk akan menghasilkan limbah dan polusi yang meragukan banyak orang. Selain polusi bau yang tidak sedap, sampah menjadi sarang penyakit dan tempat penyebaran virus dan bakteri yang tidak jarang menjadi sumber wabah penyakit Namun demikian sampah juga memiliki sisi keuntungan yang jarang diketahui orang. Sampah bisa didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta adanya inovasi dan Masalah Setelah menjabarkan mengenai latar belakang dari kegiatan observasi pengolahan sampah ini, maka didapatkanlah beberapa rumusan masalah, diantaranya sebagai berikut Apa saja jenis-jenis sampah yang sering di temukan di tengah lingkungan masyarakat? Bagaimana tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah? Bagaimana cara mengolah sampah yang baik dan benar? Bagaimana cara menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah? Tujuan Observasi Setelah didapat rumusan masalah, maka selanjutnya sobat kosńgosan perlu mengurutkan beberapa tujuan observasi yang merupakan jawaban dari rumusan masalah diatas. Yaitu sebagai berikut Untuk mengetahui jenis sampah yang sering didapat pada lingkungan masyarakat Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sampah Untuk mengetahui cara mengolah sampah yang baik dan benar Untuk menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah Pembahasan Pengertian Sampah Apa itu sampah? Sampah adalah kumpulan material yang dianggap sudah tidak terpakai lagi dan dibuang oleh pemilik atau pemakainya. Sampah sering dianggap sebagai material yang tidak bernilai, tetapi sebenarnya masih bisa dipakai dan bernilai ekonomis kalau dikelola dengan cara yang baik dan benar Menurut World Health Organization WHO sampah dapat didefinsikan sebagai barang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak lagi digunakan, baik tidak terpakai, tidak disenangi, dan sesuatu yang Sampah Sampah anorganik merupakan jenis sampah yang berbahan non organik, bersifat sulit membusuk dan tidak dapat terurai oleh tanah. Sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Contohnya adalah botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan produk lainnya yang bersifat olahan industrial Sampah organik basah, istilah sampah organik basah artinya jenis sampah organik yang berasal dari mahluk hidup ini mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Sampah ini misalnya adalah kulit buah dan sisa sayuran rumah tangga Sampah organik kering, yaitu sampah yang berasal dari bahan organik lain yang kandungan airnya kecil sehingga bersifat kering, seperti misalnya sampah organik kertas, kayu atau ranting pohon, dan daun keringCara Pengolahan Sampah Pada dasarnya pengolahan sampah harus dimulai dari kesadaran masyarakat dalam memilah sampah. Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikelompokkan secara optimal, daripada dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah TPS yang tercampur seperti yang ada saat Mengolah Sampah Anorganik Sampah anorganik atau non organik cenderung lebih beragam pengolahannya dibandingkan dengan sampah organik, karena umumnya bahan bahan yang terkandung didalamnya sangat bervariasi, umumnya didomunasi oleh plastik, kaleng, besi, kain, alumunium, cat, dan zat zat kimia olahan pabrik lainnya. Dan masing masing butuh pengolahan yang berbeda pula Kita ambil contoh pengolahan sampah plastik, yang menjadi salah satu jenis sampah non organik paling banyak dihasilkan oleh manusia. Pertama tentu saja harus membersihkan plastik supaya bahan tersebut bisa bebas dari kotoran, kuman, dan bahan merugikan lainnya. Lalu melakukan pemipihan plastik yang bisa menggunakan mesin press. Selanjutnya adalah tahapan yang paling penting yaitu merajang atau memotong motong plastik menjadi serpihan yang berukuran kecil Serpihan plastik tersebut masih membutuhkan seleksi kembali. Cara memisahkannya yang paling mudah adalah dengan menaruh serpihan plastik tersebut kedalam air dan melihat bagian plastik yang mengapung dan ada bagian plastik yang tenggelam. Kemudian serpihan plastik itu bisa dijual ke pabrik pengolahan plastik untuk kemudian diubah menjadi lempeng plastik dan memprosesnya menjadi biji plastik yang siap untuk digunakan kembaliCara Mengolah Sampah Organik Cara pengolahan sampah organik umumnya lebih mudah dibandingkan dengan pengolahan sampah anorganik. Karena memang bahan dan waktu penguraiannya relatif lebih mudah untuk bahan organik. Sistem penanganan sampah organik menjadi hal paling penting dari sistem penanganan sampah selama ini. Sampah organik bisa dijadikan sebagai pupuk kompos, vermi-kompos pengomposan dengan cacing dan dijadikan sebagai makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi yang ada ke tanah Beberapa kelebihan pengolahan sampah organik diantaranya sebagai berikut Menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan bagi tanaman Menghemat cost pengangkutan sampah ke TPA Mengurangi kebutuhan area TPA Mengurangi pasokan sampah organik yang berserakan dan mengggangu Mengelola sampah secara efektif dan cepat Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan seperti bau, selokan macet, dan epidemi yang menular akibat sampah Solusi Permasalahan Sampah Solusi permasalahan sampah sebenarnya membutuhkan kerjasama antar semua pihak, baik pemerintah sebagai pemegang kekuasaan, perusahaan sebagai produsen ekonomi, dan masyarakat sebagai konsumen dan pemakai. Setidaknya beberapa prinsip yang harus dilakukan sebagai solusi untuk menangani permasalahan sampah yang semakin memburuk, diantaranya Mengurangi atau Reduce, yang artinya sebisa mungkin sobat kosngosan harus meminimalisir barang atau material yang dipergunakan sehari hari. Semakin banyak kamu menggunakan material, apalagi plastik, maka semakin banyak sampah yang dihasilkan Menggunakan kembali atau Reuse, yang artinya sobat kosngosan memilih barang yang bisa dipakai kembali. Jangan memakai barang yang sekali pakai kemudian dibuang, tetapi pakailah barang yang bisa dipergunakan berulang kali. Mendaur ulang atau Recycle, artinya sobat kosngosan sebisa mungkin harus mendaur ulang atau mengolah kembali barang yang sudah tidak berguna dan akan dibuang itu menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna dan nilai ekonomi. Mengganti atau Replace, yaitu sobat kosngosan harus meneliti barang yang dipakai sehari-hari. Bisa mengganti barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Atau mengganti barang yang terbuat dari plastik, dengan barang yang berasal dari tumbuhan Baca juga Solusi Dampak Negatif Pembangunan Pariwisata terhadap Lingkungan HutanKesimpulan Pengelolaan sampah yang baik dan benar dapat menghindarkan masyarakat dari berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan seperti kesehatan lingkungan sosial dan ekonomi serta rasa aman dan nyaman. Semoga dengan materi diatas bisa menambah pengetahuan dan referensi kita terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan Apabila kalian merasa artikel ini bermanfaat silahkan tekan tombol share di bawah, berikan juga komentar apabila ingin ada yang ditanyakan dan terima kasih sudah berkunjung di blog kosngosan ini.
laporan hasil penelitian geografi tentang sampah